Program Hamil Dengan Dokter Suryo Pekanbaru- Akupuntur yang bikin Pcos Luntur
Baiklah kami lanjutkan
kisah bagian berikutnya kali ini khusus membahas Istri, penulis sengaja membagi
bagian kisah agar tulisan kami memberikan jalan cerita yang menarik dan
mudah-mudahan memberikan stimulus untuk berpikir positif. Kami menyadari
tulisan ini belum bisa menjawab setiap permasalahan bunda-bunda walaupun
diagnosanya pernah sama dengan kami, sekali lagi saran terbaik kami konsultasi
dan terbukalah dengan dokter kandungan yang buat kita nyaman. Kami mohon juga
doa dan suportnya agar diberikan kesempatan
baik waktu maupun inspirasi untuk menulis kisah-kisah kami, walah
ternyata menulis itu butuh keahlian dan kosentrasi, sempat buat blog tapi lupa
pasword dan emailnya yang ingat Cuma judul blognya “buahhati”, punya niat buat
buku gak ngerti dan akhirnya jadilah buku ini asal-asalan eh kok malah curcol.
Baiklah kita mulai
tulisan ini dengan judul “Akupuntur yang bikin Pcos Luntur”. Dibagian pertama
sudah kami ceritakan penyulit kami untuk mendapatkan momongan, istri
mengindap Pcos, Obesitas, Infeksi Mulut
Rahim, Jaringan parut. Kali ini diangkat Pcos nya. PCOS adalah
masalah kesehatan yang kompleks dan terjadi akibat gangguan keseimbangan
hormonal, kelebihan hormon laki-laki kabarnya. Pcos menyebabkan sel telur
jumlahnya banyak namun kecil-kecil, sel telur ini tidak dapat dibuahi karena
tidak memenuhi standar.
Gejala pcos adalah diagnosa sel telur yang banyak yang
menyerupai roda pedati, biasanya pcos juga ditandai dengan banyak nya tumbuh bulu
, weew setiap orang dewasa kan tumbuh bulu,hahahaha. Maksudnya disini bulu yang
tidak normal misalnya di kaki dan kumis, eh Iis Dahlia berkumis punya anak lho,
pcos juga cenderung menyerang pada wanita yang gemuk eh sebentar banyak tuh
yang gemuk gampang tekdung, nah lhooo
trus gimana donk, Haid gak teratur eh tunggu dulu ada lho yang 6 bulan gak haid
begitu haid hamil. eiits ingat penjelasan diatas hanya analisa yang kami terima
dari dokter dan googling di internet jadi bukan suatu patokan untuk mengukur
seseorang itu pcos atau tidak, tentu untuk mengetahuinya ya...perlu diagnosa dokter
yang tepat. Ingat poinnya Dokter yang Tepat, dalam bagian ini akan kami
ceritakan dokter yang tepat itu.
Waduuuuh
lagi-lagi mukadimahnya yang panjang, mari kita awali ceritanya. Menikah Oktober
2010. Diawal pernikahan berjalan seperti biasanya, kami waktu itu tinggal
berbeda kota, suami di Kabupaten Siak Sri Indrapura sekitar 2 s.d 3 Jam
Perjalanan dari Pekanbaru sedangkan istri di Kecamatan Pangkalan Kuras
Kabupaten Pelalawan, sama juga sih 2 jam perjalanan juga dari Pekanbaru. Kumpul
bersama cuma sabtu minggu sehingga dulu teman-teman yang satu kos_an sayamuncul
istilah dengan ambil S3 alias Setiap Sabtu Setor hahahahaha. Enam bulan berlalu
pasca pernikahan belum ada tanda-tanda kami memliki momongan padahal teman satu
kos istrinya di Jakarta jumpanya cuma sebulan sekali baru 2 bulan tekdung, nah
teman yang ini nih yang akhirnya check rutin dengan dr.Suryo karena gak lama
setelah hamil istrinya pindah ke Pekanbaru,bahkan kisahnya ada dimuat di
fanpage dr.Suryo tentang melahirkan cesar kalo gak salah. Waduh kok malah
ceritain istri teman,,,oke-oke balik ke istri saya. Karena belum ada
tanda-tanda itu saya mengajak istri untuk periksa ke salah satu dokter
kandungan untuk pertama kali dokter cewek donk, maklum masih malu.
Dari hasil
konsul disimpulkan istri Pcos, ada infeksi di mulut rahim dan gangguan hormonal
waktu itu dokternya bilang kan masih pengantin baru lagian jarang ketemu untuk
sementara kita coba terapi hormon dulu ya. Nanti kalo uda setahun pernikahan
belum hamil juga balik lagi kemari.
Setelah
konsumsi beberapa obat dan yap setahun berlalu tanpa kehadirannya, kami pun
kembali, hasil diagnosa tetap sama, saya disarankan untuk analisa sperma. Dan
hasilnya analisa spermanya membuat kami termenung, karena ternyata masalahnya
ada di kami berdua. Solusinya harus di operasi tanpa pikir panjang dalam bulan
itu saya operasi. Setelah operasi kami pun ambil Paket babyprogram bersama,
saya diterapi dan istri diterapi juga, ini berjalan selama satu tahun tanpa ada
perkembangan, bahkan dokter kandungan bilang ibuk kalo belum kurus jangan
kemari dulu, buang-buang duit, soal ngurusin badan ini hal tersulit karena
belum ketemu metode yang tepat dan cepat. Saya pun bolak balik analisa sperma
gak juga ada perkembangan. Kami pun menyerah mengikuti program ini.
Selanjutnya
rasa lelah untuk babyprogram sempat menghampiri sehingga ditahun 2012 sempat
berhenti program bayi. Walaupun ada itu Cuma secara tradisional termasuk
mendatangi salah satu tempat akupuntur menurut saya ini bukan terapis akupuntur
profesional. Waktu berlalu kami hanya disibukan dengan rutinitas kerja untuk
melupakannya. Di awal tahun 2013 muncul lagi semangat tersebut setelah berpikir
ngapain kerja capek-capek dan ngumpulin investasi tapi tak ada pewaris, disaat
itu mama mertua juga sering sakit-sakitan. Dari pihak istri belum ada yang
memiliki cucu, sehingga kehadirannya sangat diharapkan. Sementara saya keluarga
besar yang semua saudara saya sudah memiliki anak bahkan cucu, aiiiih muda-muda
gini kami uda kakek nenek, tentu terasa kurang lengkapnya bila yang lain punya
anak saya belum apalagi saat Lebaran tiba, suasana itu terasa sekali.
Saking
pingin cepatnya, istri saya dalam 2 hari mengunjungi 3 Dokter kandungan, awal
ceritanya ke dokter kandungan cewek di salah satu Rumah Sakit, saat tiba
langsung diperiksa USG luar saja. Lalu dokter nya bilang “oke ibuk kita tunggu
3 bulan lagi, sekarang ibuk belum hamil, nanti kalo 3 bulan lagi belum hamil
juga balik lagi ke mari ya.” Dan yak jawabanya bikin gak semangat, bikin usaha
kek dok apa gitu solusinya dikasih obat enggak, dikasih semangat
enggak,diceritain masalahnya juga enggak,kamipun balik kanan cari dokter kandungan
lain, dapat info ada dokter kandungan yang bagus, kami pun meluncur saat itu
pagi hari namun sayang dokter kandungan yang dituju tidak ada namun dokter
kandungan lain ada, jadi deh periksa dengan kandungan cadangan, lagi jawabannya
“oh ibu pcos,kita kasih obat penyubur dan insulin, kita perbaiki ibuk dulu ya.
Kami
pun pulang karena kurang memuaskan akhirnya besoknya kami balik lagi ke dokter
yang utama bukan cadangan, kok kayak main sepak bola aja,hahahahaha. Nah dengan
dokter ini kami mengikuti program selama 6 bulan. Selama mengikuti program ini
kami bolak balik ke pekanbaru dan menginap dirumah orang tua sebab mama mertua
gak boleh tau karena dia lagi sakit, semakin terasa sedih dan beratnya
perjuangan kami. Pada bulan ke 6 lah akhirnya pengobatan kami hentikan karena
dokternya kurang komunikatif, sehingga buat kami yang awam dan butuh info agak
rewel namun respon beliau kurang menyenangkan, hingga pada suatu saat saya
bertanya “dok kira-kira kapan kami bisa inseminasi” beliau menjawab bagimana
mau inseminasi sel folikelnya aja gak ada isinya, coba liat ini folikelnya
hanya berupa kantung tanpa sel telur, ukuranya gak cukup, ini obat dimakan
gak,kok gak ada responnya.udah kita mulai dari awal lagi.” Lemas rasanya denger
diagnosa dokter tersebut buat kami yang awam ini ditunjukin print Out USG ya
gak paham, yang saya liat cuma titik hitam.Selama perjalanan termenung, dan
begitu sampe di rumah tangis istripun tumpah sambil bilang “masih bisakah kita
punya anak” saya Cuma bisa menjawab “ Allah Maha Berkehendak bisa”.
Akibat
kejadian itu kami lagi-lagi kehilangan mood program bayi, hingga menjelang 3 tahun
pernikahan kami tepatnya 4 Oktober 2013 Mama Mertua meninggal dunia. Disaat itu
kami kembali tersadar, siapa nanti kelak yang mendoakan kami, siapa yang
menemani hari tua, buat apa ngumpulin harta dan kerja hingga larut malam, siapa
yang menghapus lelah di kala pulang kerja nantinya. 3 tahun sudah usia
pernikahan kami, setelah kepergian mama kami bertekad program lagi, kali ini
mencoba ke luar negeri yang konon kabarnya alat dan dokternya ahli dan
pelayanannya memuaskan. Setelah 2 bulan kepergian mama kamipun berangkat ke
Melaka tepatnya Desember 2013, konsul pertama di USG transvagina, kami
menunjukan semua berkas babyprogram yang pernah kami jalani. Diagnosa tetap
sama dengan dokter di Pekanbaru yakni pcos dan ketidakseimbangan hormon, karena
dosis obat yang kami gunakan selama ini tidak mempan kami disaranin untuk mengikuti
Inseminasi protocol g**** f, inseminasi ini menggunakan dosis obat yang lebih
tinggi melalui injeksi tidak obat oral lagi. Untuk menjalani proses ini harus
periksa darah, HSG (selama di Indonesia Istri belum pernah HSG dan Check
Darah), saya pun disarankan untuk analisa sperma
Januari 2014 kami kembali ke
negeri Jiran untuk check HSG, Darah dan sperma, dari hasil lab disana disimpulkan Tuba Paten,
Darah juga aman, sperma hasilnya tetap sama untuk solusinya nanti saat
inseminasi sperma di cuci. Dari hasil tersebut diputuskan injeksi 75 Iu per
sekali suntik mulai di suntik hari haid ke 2 s.d 5. Dan yang melakukan suntik
adalah sang suami, adeeeeh jadi perawat dadakan , saat itu saya minta izin agar
yang menyuntik perawat dari tanah air, pihak disana menjawab “tak payahlah, tak
boleh, you saja “dan akhirnya saya pun privat menyuntik hahahahaha
Pulang
ke tanah air dengan membawa obat, ternyata memperlakukan obatnya ini gak
sembarangan. G**** f harus tetap dalam suhu dingin, jadi saat pulang dibekalin
es batu agar obatnya tetap dingin. Begitu sampe ke Indonesia kamipun membeli
box cooler agar obatnya tetap dingin, dan beruntungnya mulai januari 2014 saya
pindah kerja lebih dekat ketempat istri, jadi kami sudah tinggal serumah
sehingga memudahkan apabila telah tiba waktunya injeksi nanti, menjelang datang
haid kami ke Akupuntur yang lumayan terkenal di Pekanbaru sebab berdasarkan
informasi Akupuntur memperbesar peluang untuk program bayi. Setelah ditunggu
sebulan,dua bulan haid tak kunjung datang, sementara obat hormonnya sudah lama
tersimpan di lemari es. perasaan mulai risau, kamipun menghubungi pihak RS
disana, diminta untuk bersabar. Karena tidak sabar kami mengunjugi Dokter
kandungan di Pekanbaru minta obat pelancar haid, namun tak jadi dimakan karena
dilarang pihak disana. Mereka menyarankan sebuah obat yang akhirnya kami
dapatkan. Awal April haid datang, hari ke dua mulai saya menyuntik istri,
rasanya tak tega melihatnya tapi demi perjuangan kami tak boleh
setengah-tengah.
Hari
ke 7 kami berangkat untuk melaksanakan
inseminasi protocol g**** f, dengan perasaan penuh semangat tiba diruang dokter
istri di USG Transvagina, namun ada yang aneh perawat dan dokternya tampak
gelisah, tak lama kemudian masuk teknsi memperbaiki monitor. Sudah 5 menit
berlalu tak ada kepastian istri masih dalam posisi USG. Akhirnya saya dipanggil
dan dijelasin kalo obatnya tidak merespon, suasana hening, namun mereka mencoba
menyakinkan untuk memantau 3 hari kedepan, selanjutnya selama 3 hari kedepan
injeksi dilanjutkan tapi kali ini dokter disana yang menyuntik, hari pertama
dinaikan dosis menjadi 100 Iu/Inject namun perkembanan tidak ada, hari ke 2 dan
ke 3 dinaikan dosis lagi menjadi 125 Iu/Inject. namun hasilnya tidak ada
perkembangan sama sekali malah jumlah sel telur kecil-kecil semakin banyak kiri
dan kanan. Injeksi dihentikan karena dapat membahayakan sebab sudah gejala OHSS
yakni suatu kondisi dimanaterlalu banyak produksisel telur biasanya lebih dari
25 cairan menumpuk di perut yang menyebabkan pembengkakan, rasa tidak nyaman,
mual, muntah, rasa sakit, kesulitan bernapas, dan buang air kecil. Kami hanya
bisa termenung dan sudah siap dengan apapun hasilnya, kami minta saran lain
untuk program apa yang bisa dilakukan. Dokternya menyarankan untuk Bayi Tabung
dengan 2 opsi yakni Short Protocol atau Long Protocol. Inipun dapat dilakukan
setelah kurang lebih 6 bulan masa istirahat artinya tahun 2014.
Perasaan
kami saat itu hampa, tak ada senyum sepanjang jalan pulang ke penginapan kami
hanya bisa termenung tanpa dapat berkata sebab kalo memulai pembicaraan bakalan
tumpah ruah lagi tangis itu. Dan yakkkk benar begitu sampai di hotel kamipun
menumpahkan kesedihan bersama, sambil mencari tahu di internet tentang apa yang
kami alami tanpa sengaja ketemu blog mybabyprogram.com yang dikelola dr.Suryo,
banyak pasien yang lebih parah dari kami berhasil hamil. Hari itu juga istri
minta balik ke Pekanbaru konsul dengan
dokter Suryo, namun karena mengingat tiket sudah terpesan sebelumnya, baru bisa
pulang hari Minggu.
Bersambung......

Komentar
Posting Komentar